KOMUNIKASI
ORGANISASI
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi
salah
satu tugas mata kuliah Teori Komunikasi
Dosen Pengampu:
Zaimatur Rofiah, M.A.
Oleh:
Erina
Ikfian
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
( KPI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM SUNAN DRAJAT
( STAIDRA)
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
APRIL 2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur dengan
tulus dipersembahkan ke hadirat Allah SWT. Dialah Tuhan yang memberikan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu merampungkan
salah satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk
menempuh mata kuliah “Teori Komunikasi”.
Makalah ini
bertujuan untuk menguji mendeskripsikan “Komunikasi Organisasi”, Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari
para orang-orang terdekat penulis
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Karena itu dengan tulus
penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yang selalu memberi semangat dan mendo’akan penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan juga ucapan
terimakasih kepada teman-teman, sahabat, dan semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan,
ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata pelajaran guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan
datang. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi penulis dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kranji, 07 April 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
|
i
|
DAFTAR ISI......................................................................................................
|
ii
|
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A.
Latar Belakang.........................................................................................
B.
Rumusan Masalah....................................................................................
C.
Tujuan......................................................................................................
|
1
1
2
2
|
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A. Pengertian Komunikasi Organisasi..........................................................
B. Tujuan Komunikasi Organisasi...............................................................
C. Fungsi Komunikasi
Organisasi................................................................
D. Bentuk-bentuk
Komunikasi Organisasi...................................................
E. Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi.........................................
F.
Memperbaiki
Efektivitas Komunikasi Organisasi...................................
BAB III PENUTUP............................................................................................
A.
Kesimpulan..............................................................................................
B.
Saran........................................................................................................
DADAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus
berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau
masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa
sebagian besar pribadi manusia terbentukdari hasil integrasi sosial dengan
sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi,
selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk
kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari atasan dan bawahannya. Di antara
kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau
komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan
untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk
mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai
maksud yang meliputi hubungan sosial maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi
merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk
memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan
yang berkelanjutan. Hubungan yang dilakukan oleh unsur pimpinan antara lain
kelangsungan hidup berorganisasi untuk mencapai perkembangan ke arah yang lebih
baik dengan menciptakan hubungan kerja sama dengan bawahannya. Hubungan yang
dilakukan oleh bawahan sudah tentu mengandung maksud untuk mendapatkan simpati
dari pimpinan yang merupakan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja ke arah
yang lebih baik.
Dengan ini penulis akan menjelaskan
mengenai komunikasi organisasi yang dimana hal itu sangat penting dalam sebuah
organisasi yang membutuhkan komunikasi yang baik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
Pengertian Komunikasi Organisasi?
2. Apakah
Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi?
3. Apa Bentuk-bentuk Komunikasi
Organisasi?
4. Apa Hambatan-hambatan
Komunikasi Organisasi?
5. Bagaimana Memperbaiki
Efektivitas Komunikasi Organisasi?
C. Tujuan penulisan
Masalah
1.
Menjelaskan
Pengertian Komunikasi Organisasi.
2.
Menjelaskan
Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi.
3.
Menguraikan Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi.
4.
Menjelaskan Hambatan-hambatan
Komunikasi Organisasi.
5.
Menerangkan Cara Memperbaiki
Efektivitas Komunikasi Organisasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Komunikasi Organisasi
Komunikasi (communication) berasal
dari Bahasa Latin communicatus yang berarti ”berbagi” atau “menjadi milik
bersama”. Kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya
yangbertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New Collogiate
Dictionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi
di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah
laku.Hovland, Janis & Kelley menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu
proses melaluimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam
bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang
lainnya (khalayak). Sedangkan Berelson & Steiner berpendapat bahwa
komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian,
dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar,
angka-angka, dan lain-lain.
Sedangkan Organisasi berasal dari
bahasa Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian
yang satu sama lainnya saling bergantung. Everet M. Rogers dalam bukunya
Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem
yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui
jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern
Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana
manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola
struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.[1]
Jadi Komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal
maupun informal dari suatu organisasi (Wiriyanto, 2004).[2]
Komunikasi formal adalah komunikasi
yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi
kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
Komunikasi Organisasi juga dapat
didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang
satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.[3]
B.
Tujuan Komunikasi Organisasi
Tujuan komunikasi dalam organisasi
adalah untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga
terjadi kesetaraan kerangka referensi
(frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of experience) diantara
anggota organisasi. Komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi yaitu
pertama komunikasi antara atasan kepada bawahan, kedua antara karyawan yang
satu dengan karyawan yang lain, ketiga adalah antara karyawan kepada atasan. Hubungan
komunikasi antara atasan dan bawahan juga tidak bisa dilepaskan dari budaya
paternalistik yaitu atasan jarang sekali atau tidak pernah memberikan kepada bawahannya
untuk bertindak sendiri, untuk mengambil inisiatif dan mengambil keputusan. Hal
ini disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan
bersifat formal dimana adanya struktur organisasi yang jauh antara atasan dengan
bawahan. Sehingga konsekuensi dari perilaku ini bahwa para bawahannya tidak
dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide, dan saran. Komunikasi memelihara
motivasi dengan memberikan penjelasan kepada parakaryawan tentang apa yang
harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar
(Robbins, 2002). Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan
kerja. Hal ini mudah dipahami sebab komunikasi yang tidak baik bisa mempunyai
dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi.[4]
C.
Fungsi Komunikasi Organisasi
Menurut Sendjaja (1994) menyatakan
bahwa fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi informatif, organisasi dapat dipandang sebagai suatu
sistem pemrosesan informasi.
2. Fungsi regulatif, fungsi ini berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
3. Fungsi persuasif, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan
dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang di harapkan.
4. Fungsi integratif, setiap organisasi berusaha untuk
menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan
pekerjaan dengan baik.
Tidaklah berlebihan bila dikatakan
bahwa fungsi komunikasi merupakan sarana memadukan aktifitas-aktifitas yang
terorganisai. Komunikai dapat dipandang sebagai sarana untuk menyalurkan
masukan sosial ke dalam sistem sosial. Komunikasi juga merupakan sarana untuk
memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi, dan
sarana untuk mencapai tujuan.[5]
D.
Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi
Bentuk-bentuk komunikasi di dalam
organisasi adalah komunikasi yang mengalir antar dan antara unit-unit dan
grup-grup organisasional. Masing-masing bentuk komunikasi ini bisa berupa lisan
dan tulisan, tetapi tiap bentuk juga bisa dikembangkan menjadi pola komunikasi
yang lebih luas di sepanjang organisasi. Bentuk komunikasi organisasional ada
dua yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
1. Komunikasi
Vertikal (vertical communication) adalah komunikasi yang mengalir ke atas dan ke bawah dalam
hierarki organisasi, biasanya melalui saluran-saluran pelaporan formal yaitu
komunikasi yang terjadi antar manajer dengan atasan dan bawahan mereka.
Komunikasi vertikal bisa melibatkan dua orang saja, atau bisa mengalir melalui
beberapa level organisasi yang berbeda.
2. Komunikasi
Horizontal (horizontal communicatio) adalah komunikasi yang melibatkan kolega dan rekan kerja
dari level organisasi yang sama. Komunikasi horizontal cenderung lebih sering
terjadi antar manajer dibanding antar non-manajer. Sebagai contoh, seorang
manajer operasi mungkin mengkomunikasikan kepada manajer pemasaran bahwa level
persediaan telah menipis dan bahwa proyeksi tanggal pengiriman harus
diperpanjang 2 minggu.[6]
E.
Hambatan-hambatan Komunikasi
Organisasi
Komunikasi tidak selamanya berjalan
dengan lancar. Banyak sekali terdapat kesalahan-kesalahan penyampaian,
penerimaan, bahkan kesalahan ketika harus mengartikan pesan atau informasi yang
di terima. Menurut effendi (2008:11)
dalam berorganisasi tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang dapat menghambat
jalannya proses komunikasi, di antaranya adalah:
1.
Hambatan sosio antro psikologis,
a. Hambatan sosiologis : merupakan hambatan
yang terjadi karena adanya perbedaan golongan dan lapisan yang menyebabkan
adanya perbedaan status sosial, idiologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan,
dan sebagainya.
b. Hambatan antropologis: hambatan
komunikasi yang terjadi akibat adanya perbedaan postur, warna kulit, dan
kebudayaan, gaya hidup, norma, kebiasaan, dan bahasa.
c. Hambatan sikologis: komunikasi yang
terhambat karena komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa
iri hati dan adanya prasangka pada komunikator.
2.
Hambatan semantik
Hambatan ini di timbulkan oleh
kominikator. Kadang terjadi karena salah ucap dalam menyalurkan pikiran dan
perasaan, sehingga timbul salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir
(misinterpretion) yang akhirnya menimbulkan salah komunikasi (miscomunication).
3.
Hambatan mekanis
Hambatan yang terjadi pada media
yang di gunakan untuk berkomunikasi. Contoh: suara telfon yang tidak jelas,
ketikan huruf yang buram pada surat, suara yang hilang, dan muncul pada saluran
radio.[7]
F.
Memperbaiki Efektivitas Komunikasi
Organisasi
Mengingat banyaknya faktor yang
dapat merusak komunikasi, menejer bisa memanfaatkan beberapa teknik untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi. Teknik-teknik ini terkait dengan
keahlian-keahlian individual dan keahlian-keahlian organisasional.
1.
Keahlian individual yang paling penting untuk memperbaiki
efektivitas komunuikasi adalah keahlian mendengar. Menjadi pendengar yang baik
meminta seseorang untuk mempersiapkan diri untuk mendengar, tidak menyela
pembicara, sabar, dan bertanya sepantasnya.
Keahlian
mendengar yang efektif adalah bagian vital dari komunkasi dalam organisasi,
terdapat beberapa hambatan yang dapat memperburuk keahlian mendengar individu
dalam organisasi.
2.
Keahlian organisasional
Tiga keahlian organisasional yang
berguna juga bisa meningkatkan efektivitas komunikasi baik bagi pengirim maupun
penerima-tindak lanjut, pengaturan arus informasi, dan pemahaman terhadap
keunggulan dari berbagai media. Tindak adalah pengecekan untuk memastikan
apakah pesan telah diterima dan dipahami. Pengaturan arus informasi berarti
bahwa pengirim atau penerima pesan mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk memastikan tidak terjadinya kelebihan-beban informasi.[8]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal
maupun informal dari suatu organisasi.
Tujuan komunikasi dalam organisasi
adalah untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga
terjadi kesetaraan kerangka referensi
(frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of experience) diantara
anggota organisasi.
fungsi komunikasi dalam organisasi
adalah sebagai berikut: Fungsi informatif, Fungsi regulatif,
Fungsi persuasif, dan Fungsi integratif.
Bentuk komunikasi organisasional ada
dua yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
Keahlian individual yang paling
penting untuk memperbaiki efektivitas komunuikasi adalah keahlian mendengar dan
keahlian organisasional.
B.
Saran
Demikian
makalah dari penulis, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
memberikan yang terbaik, namun tidak mustahil dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan kesalahan. Saran dan Kritik tetap penulis harapkan. Semoga
makalah ini membawa manfaat bagi penulis dan pembaca dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aditya Lakza,
Komunikasi organisasi (online) (http://www.slideshare.net/adityalakzak/makalah-teh-cucu). Diakses tanggal 5 April 2015.
Antoek,
Komunikasi Organisasi (online) (http://antoekpsikologi.blogspot.com/2013/04/makalah-komunikasi-organisasi.html) diakses tanggal 4 April 2015.
Wiki,
Komunikasi Organisasi (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi) diakses tanggal 03 April 2015.
[1] Aditya Lakza,
Komunikasi organisasi (online) (http://www.slideshare.net/adityalakzak/makalah-teh-cucu). Diakses tanggal 5 April 2015.
[2] Antoek, Komunikasi
Organisasi (online) (http://antoekpsikologi.blogspot.com/2013/04/makalah-komunikasi-organisasi.html) diakses tanggal 4 April 2015.
[3] Wiki,
Komunikasi Organisasi (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi) diakses tanggal 03 April 2015.
[4] Aditya Lakza,
Komunikasi organisasi (online) (http://www.slideshare.net/adityalakzak/makalah-teh-cucu). Diakses tanggal 5 April 2015.
[5] Antoek,
Komunikasi Organisasi (online) (http://antoekpsikologi.blogspot.com/2013/04/makalah-komunikasi-organisasi.html) diakses tanggal 4 April 2015.
|
3
3
4
5
6
7
8
9
9
9
10
10
10
11
|