Saturday, 11 April 2015

KOMUNIKASI ORGANISASI



KOMUNIKASI ORGANISASI
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Teori Komunikasi

Dosen Pengampu:
Zaimatur Rofiah, M.A.

Oleh:
Erina Ikfian



PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM ( KPI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAT
( STAIDRA)
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
APRIL  2015



KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan tulus dipersembahkan ke hadirat Allah SWT. Dialah Tuhan yang memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu merampungkan salah satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh mata kuliah “Teori Komunikasi”.
Makalah ini bertujuan untuk menguji mendeskripsikan “Komunikasi Organisasi”, Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari para orang-orang  terdekat penulis sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Karena itu dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yang selalu memberi semangat dan mendo’akan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan juga ucapan terimakasih kepada teman-teman, sahabat, dan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik  di masa yang akan datang. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi penulis dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.




Kranji, 07 April 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
i
DAFTAR ISI......................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A.       Latar Belakang.........................................................................................
B.       Rumusan Masalah....................................................................................
C.       Tujuan......................................................................................................
1
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A.      Pengertian Komunikasi Organisasi..........................................................
B.       Tujuan Komunikasi Organisasi...............................................................
C.       Fungsi Komunikasi Organisasi................................................................
D.      Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi...................................................
E.       Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi.........................................
F.        Memperbaiki Efektivitas Komunikasi Organisasi...................................
BAB III PENUTUP............................................................................................
A.      Kesimpulan..............................................................................................
B.       Saran........................................................................................................
DADAFTAR PUSTAKA................................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentukdari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari atasan dan bawahannya. Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Hubungan yang dilakukan oleh unsur pimpinan antara lain kelangsungan hidup berorganisasi untuk mencapai perkembangan ke arah yang lebih baik dengan menciptakan hubungan kerja sama dengan bawahannya. Hubungan yang dilakukan oleh bawahan sudah tentu mengandung maksud untuk mendapatkan simpati dari pimpinan yang merupakan motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja ke arah yang lebih baik.
Dengan ini penulis akan menjelaskan mengenai komunikasi organisasi yang dimana hal itu sangat penting dalam sebuah organisasi yang membutuhkan komunikasi yang baik.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian Komunikasi Organisasi?
2.      Apakah Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi?
3.      Apa Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi?
4.      Apa Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi?
5.      Bagaimana Memperbaiki Efektivitas Komunikasi Organisasi?

C.    Tujuan penulisan Masalah
1.         Menjelaskan Pengertian Komunikasi Organisasi.
2.         Menjelaskan Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi.
3.         Menguraikan Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi.
4.         Menjelaskan Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi.
5.         Menerangkan Cara Memperbaiki Efektivitas Komunikasi Organisasi.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi (communication) berasal dari Bahasa Latin communicatus yang berarti ”berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yangbertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New Collogiate Dictionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.Hovland, Janis & Kelley menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses melaluimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Sedangkan Berelson & Steiner berpendapat bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain.
Sedangkan Organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Everet M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.[1]
Jadi Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiriyanto, 2004).[2] Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Komunikasi Organisasi juga dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.[3]


B.       Tujuan Komunikasi Organisasi
Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka  referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of experience) diantara anggota organisasi. Komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi yaitu pertama komunikasi antara atasan kepada bawahan, kedua antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, ketiga adalah antara karyawan kepada atasan. Hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan juga tidak bisa dilepaskan dari budaya paternalistik yaitu atasan jarang sekali atau tidak pernah memberikan kepada bawahannya untuk bertindak sendiri, untuk mengambil inisiatif dan mengambil keputusan. Hal ini disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan bersifat formal dimana adanya struktur organisasi yang jauh antara atasan dengan bawahan. Sehingga konsekuensi dari perilaku ini bahwa para bawahannya tidak dimanfaatkan sebagai sumber informasi, ide, dan saran. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada parakaryawan tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada dibawah standar (Robbins, 2002). Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja. Hal ini mudah dipahami sebab komunikasi yang tidak baik bisa mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi.[4]

C.      Fungsi Komunikasi Organisasi
Menurut Sendjaja (1994) menyatakan bahwa fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1.     Fungsi informatif, organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
2.     Fungsi regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
3.     Fungsi persuasif, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang di harapkan.
4.     Fungsi integratif, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa fungsi komunikasi merupakan sarana memadukan aktifitas-aktifitas yang terorganisai. Komunikai dapat dipandang sebagai sarana untuk menyalurkan masukan sosial ke dalam sistem sosial. Komunikasi juga merupakan sarana untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi, dan sarana untuk mencapai tujuan.[5]


D.      Bentuk-bentuk Komunikasi Organisasi
Bentuk-bentuk komunikasi di dalam organisasi adalah komunikasi yang mengalir antar dan antara unit-unit dan grup-grup organisasional. Masing-masing bentuk komunikasi ini bisa berupa lisan dan tulisan, tetapi tiap bentuk juga bisa dikembangkan menjadi pola komunikasi yang lebih luas di sepanjang organisasi. Bentuk komunikasi organisasional ada dua yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
1.      Komunikasi Vertikal (vertical communication) adalah komunikasi yang mengalir ke atas dan ke bawah dalam hierarki organisasi, biasanya melalui saluran-saluran pelaporan formal yaitu komunikasi yang terjadi antar manajer dengan atasan dan bawahan mereka. Komunikasi vertikal bisa melibatkan dua orang saja, atau bisa mengalir melalui beberapa level organisasi yang berbeda.
2.      Komunikasi Horizontal (horizontal communicatio) adalah komunikasi yang melibatkan kolega dan rekan kerja dari level organisasi yang sama. Komunikasi horizontal cenderung lebih sering terjadi antar manajer dibanding antar non-manajer. Sebagai contoh, seorang manajer operasi mungkin mengkomunikasikan kepada manajer pemasaran bahwa level persediaan telah menipis dan bahwa proyeksi tanggal pengiriman harus diperpanjang 2 minggu.[6]



E.       Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi
Komunikasi tidak selamanya berjalan dengan lancar. Banyak sekali terdapat kesalahan-kesalahan penyampaian, penerimaan, bahkan kesalahan ketika harus mengartikan pesan atau informasi yang di terima. Menurut  effendi (2008:11) dalam berorganisasi tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang dapat menghambat jalannya proses komunikasi, di antaranya adalah:
1.         Hambatan sosio antro psikologis,
a.       Hambatan sosiologis : merupakan hambatan yang terjadi karena adanya perbedaan golongan dan lapisan yang menyebabkan adanya perbedaan status sosial, idiologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya.
b.      Hambatan antropologis: hambatan komunikasi yang terjadi akibat adanya perbedaan postur, warna kulit, dan kebudayaan, gaya hidup, norma, kebiasaan, dan bahasa.
c.       Hambatan sikologis: komunikasi yang terhambat karena komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati dan adanya prasangka pada komunikator.
2.         Hambatan semantik
Hambatan ini di timbulkan oleh kominikator. Kadang terjadi karena salah ucap dalam menyalurkan pikiran dan perasaan, sehingga timbul salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretion) yang akhirnya menimbulkan salah komunikasi (miscomunication).
3.         Hambatan mekanis
Hambatan yang terjadi pada media yang di gunakan untuk berkomunikasi. Contoh: suara telfon yang tidak jelas, ketikan huruf yang buram pada surat, suara yang hilang, dan muncul pada saluran radio.[7]

F.       Memperbaiki Efektivitas Komunikasi Organisasi
Mengingat banyaknya faktor yang dapat merusak komunikasi, menejer bisa memanfaatkan beberapa teknik untuk meningkatkan efektivitas komunikasi. Teknik-teknik ini terkait dengan keahlian-keahlian individual dan keahlian-keahlian organisasional.
1.         Keahlian individual yang paling penting untuk memperbaiki efektivitas komunuikasi adalah keahlian mendengar. Menjadi pendengar yang baik meminta seseorang untuk mempersiapkan diri untuk mendengar, tidak menyela pembicara, sabar, dan bertanya sepantasnya.
      Keahlian mendengar yang efektif adalah bagian vital dari komunkasi dalam organisasi, terdapat beberapa hambatan yang dapat memperburuk keahlian mendengar individu dalam organisasi.
2.         Keahlian organisasional
Tiga keahlian organisasional yang berguna juga bisa meningkatkan efektivitas komunikasi baik bagi pengirim maupun penerima-tindak lanjut, pengaturan arus informasi, dan pemahaman terhadap keunggulan dari berbagai media. Tindak adalah pengecekan untuk memastikan apakah pesan telah diterima dan dipahami. Pengaturan arus informasi berarti bahwa pengirim atau penerima pesan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan tidak terjadinya kelebihan-beban informasi.[8]






BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.
Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka  referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of experience) diantara anggota organisasi.
fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:  Fungsi informatif, Fungsi regulatif, Fungsi persuasif, dan Fungsi integratif.
Bentuk komunikasi organisasional ada dua yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
Keahlian individual yang paling penting untuk memperbaiki efektivitas komunuikasi adalah keahlian mendengar dan keahlian organisasional.

B.       Saran
Demikian makalah dari penulis, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik, namun tidak mustahil dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Saran dan Kritik tetap penulis harapkan. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi penulis dan pembaca dalam pengembangan ilmu pengetahuan.





DAFTAR PUSTAKA

Aditya Lakza, Komunikasi organisasi (online) (http://www.slideshare.net/adityalakzak/makalah-teh-cucu). Diakses tanggal 5 April 2015.
Antoek, Komunikasi Organisasi (online) (http://antoekpsikologi.blogspot.com/2013/04/makalah-komunikasi-organisasi.html) diakses tanggal 4 April 2015.
Wiki, Komunikasi Organisasi (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi) diakses tanggal 03 April 2015.




[1] Aditya Lakza, Komunikasi organisasi (online) (http://www.slideshare.net/adityalakzak/makalah-teh-cucu). Diakses tanggal 5 April 2015.

[2] Antoek, Komunikasi Organisasi (online) (http://antoekpsikologi.blogspot.com/2013/04/makalah-komunikasi-organisasi.html) diakses tanggal 4 April 2015.
[3] Wiki, Komunikasi Organisasi (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi) diakses tanggal 03 April 2015.

[4] Aditya Lakza, Komunikasi organisasi (online) (http://www.slideshare.net/adityalakzak/makalah-teh-cucu). Diakses tanggal 5 April 2015.

[5] Antoek, Komunikasi Organisasi (online) (http://antoekpsikologi.blogspot.com/2013/04/makalah-komunikasi-organisasi.html) diakses tanggal 4 April 2015.
        [6] Ibid.

[7] Ibid.


[8] Ibid.








3
3
4
5
6
7
8
9
9
9
10
10
10
11